SDN 1 Miricinde Turut Serta Membangun Bangsa
Menciptakan generasi yang mampu berkompetensi dan berprestasi
Profil Kepala Sekolah
STANDAR MINIMAL TUGAS KEPALA SEKOLAH (Bidang Edukatif, Bidang Bimbingan dan Penyuluhan.....
KAMI SANG JUARA...!!!
Mengangkat piala bukan tujuan utama kami, karena ini hanyalah wujud dari perjuangan kami. Bersungguh-sungguh dan Bersemangat dalam pertarungan menggapai masa depan adalah awal dari prestasi ini
Pancasila
Penerapan Sila-sila dalam pancasila di SDN 1 Miricinde dan memberikan semangat juang sebagai wujud Nasionalisme terhadap Bangsa dan Negara
Bangga dengan Seni dan Budaya Bangsa
Seni Reog adalah salah satu peninggalan asli Seni dan Budaya Bangsa Indonesia, Kami turut melestarikan Seni dan Kebudayaan jangan sampai di akui lagi oleh bangsa lain
Rabu, 28 Maret 2012
Selasa, 27 Maret 2012
CATATAN PEMBIASAAN SEBUAH SOLUSI AWAL PEMBENTUKAN KECERDASAN ,PERILAKU DAN KARAKTER SISWA.
OLEH : SRI IKA HANDAYANI, S.E.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2004 yang di dalamnya memuat pengembangan diri dan latihan pembiasaan merupakan usaha pemerintah memaksimalkan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik serta menciptakan prilaku-prilaku yang baik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan-kegiatan sekolahyang selama ini sudah di lakukan seperti upacara untuk menanamkan nilaikedisiplinsn dan lain-lain, didorong untuk lebih di kembangkan dengan perancangan kegiatan-kegiatan yang lain yang bisa menjadi wahana pengembangan diri peserta didik. melalui latihan pembiasaan prilaku yang akhirnya di harapkan terjadi proses interalisasi pada ciri peserta didik menuju kepribadian yang sesuai dengan amanat tujuan pendidikan nasional.
Agar semua perancangan kegiatan terlaksana dengan baik, pendidik perlu mengadakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembiasaan secara berkala berkesinambungandan menyeluruh tentangperkembangan sikap dan prilaku pesereta didik. hal ini di maksudkan untuk mengukur seberapa jauh aspek-aspek pembiasaan yang telah di rumuskan, dapat di hayati, di amalkan, di terapkan dan di pertahankanpeserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
B. Ruang Lingkup
Pembiasaan dapat terwujud dan di laksanakan seseorang dalam kaitannya dengan “ aktifitas kehidupan “ dalam :
a.Kehidupan pribadi
b.Hubungan pribadi dan sosial
c.Mengikuti aturan, yaitu kebiasaan untuk menepati aturan formal seperti menepati jadwal kerja, aturan lalu lintas, aturan permainan.
d.Mengikuti tata krama, sopan santun dan moral
e. Mengahadapi kondisi khusus
BAB II
LATIHAN PEMBIASAAN
A. Pengertian Latihan Pembiasan
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diantara pengertian-pengertian kebiasaan adalah:
1.Kebiasaan adalah tingkah laku yang cenderung selalu ditonjolkan oleh individu dalam menghadapi keadaan tertentu atau ketika berada dalam keadaan tertentu (Prayitno)
2.Kebiasaan merupakan proses “Internalisasi” dari norma masyarakat, dan adanya Kematangan dari sudut organik biologik yang diwujudkan dalam perilaku sadar (ahli Psiko Analisa )
3.Kebiasaan merupakan hasil dari rangkaian rangsang dan jawaban yang dipelajari oleh anak dan dilakukan secara berkesinambungan (ahli-ahli psikologi belajar)
Jadi latihan pembiasaan merupakan upaya yang intensif untuk menciptakan lingkungan (rangsang) sebagai sumber dari timbulnya tingkah laku, yang cenderung selalu ditonjolkan oleh individu sebagai proses internalisasi dari norma-norma lingkungan agar diperoleh kematangan dan perkembangan kepribadian yang optimal.
B.Dasar Teori Pembiasaan.
Sudah sejak lama para ilmuwan dan ahli pikir memperhatikan seluk beluk kehidupan anak, khususnya dari sudut perkembangannya, untuk menuju proses kedewasaannya. Anak harus tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang matang, yang sanggup dan mampu mengubah dirinya sendiri, mandiri, tidak tergantung kepada orang lain. Bahkan tidak menimbulkan masalah bagi keluarga, kelompok dan masyarakatnya.
Pada akhir abad 17 seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1632-1704) mengemukakan bahwa faktor pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan kepribadian anak, anak digambarkan secarik kertas yang masih bersih. Jadi coretan yang meninggalkan jejak kertas itu, menentukan bagaimana kertas itu jadinya. John Locke memperkenalkan teori “Tabula rasa” yang mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Seorang filsuf lain bernama “Jean Jacques Rousseau” (1712 – 1778 ) mengemukakan pandangan terhadap perkembangan anak yang berbeda dengan John locke. JJ Rosseau berpendapat, bahwa seorang anak ketika dilahirkan sudah mempunyai dasar-dasar kepribadian / moral yang baik. Anak mempunyai potensi dalam dirinya yang dibawanya sejak lahir.
Kedua pandangan diatas dengan saling bertolak belakang menjadi obyek pembahasaan ahli-ahli psikologi dan ahli pendidikan dengan rentang waktu relatif lama dan belum ada penyelesaian yang memuaskan semua pihak. Akhirnya pada tahun 1958 seorang psikologi wanita yang pernah menjadi presiden asosiasi psikologi Amerika bernama Anne Anastasi, mengemukakan pendapat yang mendekatkan pandangan Empirisme dengan Nativisme. Yang sedikit banyak, telah meredakan kedua sudut pandang tersebut. Anastasi mengemukakan bahwa, pengaruh keturunan (Nativisme) terhadap perkembangan kepribadian perkembaaangaaan seseorang selaalu terjadi secaaaaraa tidak langsung, tidaak saatupun fungsi-fungssi psikis seseorang yang secara langsung di turunkan oleh orang tuanya, pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara ataau perangsang yang terdapat dalam linkungan, sekalipun kenyataanya memaang aada semacaam tingkaataaan yang lebih atau kurang.
Hal itu bisa di lihat dengaan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
1.Latar belakang keturunan yang sama, mungkin di hasilkan ciri-ciri kepribadian yang beda pada kondisi-kondisi lingkungan yang berbeda pula
2.Latar belakang keturunan yang berbeda dan lingkungan hidup yang berbeda pula, dapat di hasilkan pola perkembangan yang sama atau hampior sama
3.Lingkungan hidup yang sama bisa menimbulkan perbedaan-perbedaan ciri kepribadian pada areah-arah yang berlainan latar belakang keturunannya
4.Lingkungan hidup yang tidak sama. Bisa menimbulkan perasaan dalam ciri-ciri kepribadian, meskipun latar belakang keturunan tidak sama.
Mengenai hubungan faktor keturunan dan faktor lingkungan, Anastasi mengemukakan :
1.Faktor lingkungan dan faktor konstitusi menjadi sumber dari timbulnya setiap perhubungan tingkah laku
2.kedua faktor ini tidak bisa berfungsi terpiosah melainkan saling berubungan
Intereksi kedua faktor (keturunan dan lingkungan) di kemukakan juga oleh sedang ahli keturunan benua T. Dobzhansky, ia menerangkan bahwa, ketika terjadi pembuahan dan tercipta individu baru, terjadi penggabungan kromosom dari pihak ibu dan kromosom dari pihak ayah. Pada kromosom ini banyak sekali faktor keturunan yang disebut dengan istilah “Genotip” menurut par ahli, genotip ini jumlahnya kurang lebih 70 triliun. Dan karena itulah tidak akan ada dua manusia yang mempunyai komposisi genotip yang sama. Genotip ini akan menjadi sesuatu yang terlihat diluar, yang disebut Fenotip. Munculnya fenotip dari genotip bergantung dari lingkungan yang mempengaruhi juga dengan demikian, agar yang diperoleh ketika terjadi konsepsi dan ketika dilahirkan merupakan suatu kerangka yang memberi kemungkinan-kemungkinan atau menjadi suatu potensi yang berkembang menjadi suatu ciri kepribadiannya.
Dari uraian diatas jelas kiranya faktor keturunan atau faktor genotip saja tidak menentukan munculnya suatu tingkah laku, karena ada faktor lain yaitu ligkungan dimana menjadi wahana anak untuk berkembang. Tujuan dari memperkembangkan arah (salah satu dengan latihan pembiasaan) adalah memunculkan sesuatu yang secara genotip yang dimiliki sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Tujuan dari mendidik anak di keluarga dan di sekolah antara lain adalah memunculkan kemampuan-kemampuan dengan sebaik-baiknya dalam kerangka batas yang telah dimiliki anak. Perkembangan anak, ada dua hal penting yakni :
1.Bahwa dalam proses perkembangan ada saat-saat ketika anak siap untuk disempurnakan dengan rangsangan-rangsangan yang tepat. Keadaan semacam ini disebut dengan masa kritis. Masa yang peka dimana harus terjadi perangsangan agar perkembangan selanjutnya berlangsung dengan baik.
2.Bahwa masa perkembangan pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya adalah masa-masa yang penting untuk pembentukan dasar-dasar kepribadian seorang anak. E. erikson mengemukakan (dengan orientasinya yang patologis) pentingnya anak memperoleh dasar-dasar yang baik pada masa-masa permulaan dari kehidupan anak, agar kelak setelah dewasa tidak mengalami gangguan-gangguan emosi atau gangguan kepribadian yang berarti.
BAB III
PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH
A. PERANAN KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KEBIASAAN ANAK
Seorang anak akan sulit diharapkan untuk dengan sendirinya bertingkah laku dan membiasakan diri dengan nilai moral yang berlaku, mengerti apa yang di tuntut linkungan terhadap dirinya. aspek moral seorang anak merupakan sesuatu yang berkembang dan di perkembangkan ( baca, di biasakan ) artinya bagaimana anak itu kelak akan mempunyai kebiasaan bertingkah laku sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, semua itu dapat di pengaruhi olehlingkungan kehidupan anak yang ikut membiasakaan prilaku secara langsung maupun tidak lngsung, karena itu faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan moral anak (yang diwujudkan dalam kebiasaan berperilaku) namun lingkungan pertama yang dikenal anak dalam kehidupannya adalah keluarga (orang tua dan Saudara) maka peranan keluargalah yang dirasa paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan kebiasaan berperilaku anak, disamping pengaruh lingkungan lainnya seperti sekolah dan masyarakat.
Bagi perkembangan kepribadian seorang anak, yang lebih penting adalah bagaimana corak hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak. Bagaimana hubungan emosional diantara mereka akan terjalin. Hal inilah yang saangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian si anak. Pada dasarnya hubungan antara orang tua dan anak merupakan hubungan yang timbal balik. Sikap orang tua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah :
1.Pengalaman masalah yang berhubungan erat dengan pola asuh ataupun sikap orang tua mereka.
2.Nilai-nilai yang di anut oleh orang tua
3.Tipu kepribadian dari orang tua
4.Kehidupan perkawinan orang tua
5.Alasan orang tua mempunyai anak
Faktor-faktor tersebut di atas dapat mempengaruhi macam-macam sikap orang tua, salah satu di antaranya adalah sikap orang tua yang berharap berlebih menurut Elisabeth B. Hurlock, tidak jarang orang tua mengasuh atau mendidik anak-anaknya sangat di pengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tuanya tanpa melihat kemampuan dari si anak, sikap yang demikianlah yang di katakan sebagai sikap berharap yang berlebihan dari orang tua terhadap anaknya. Dan masih banyak sikap-sikap orang tua yang salah yang akan mengakibatkan prilaku menyimpang dari anak.
Bermacam-macam sikap orang tua yang salah:
1.Anak yang di perlakukan dengan penuh kekhawatiran, sering di larang dan selalu di lindungi secara berlebihan, akan tumbuh menjadi anak yang penakut, tidak mempunyai kepercayaan diri, penuh dengan kekhawatiran dan tidak bisa berdiri sendiri. dalam usahanya untuk mengatasi semua tersebut di atas, anak mungkin akan berontak dan justru berbuat semua hal-hal yang di khawatirkan dan di larang oleh orang tuanya.
2.Orang tua yang terlalu menuntut
Anak yang di didik secara ambisius dengan tuntutan yang tinggi mungkin akan mengambil alih nilai-nilai yang terlalu tinggi itu sehingga tidak realistis lagi. bila ia gagal ia akan mengalami frustasi, di ikuti rasa salah dan dosa. sebaiknya seorang anak dapat berontak terhadap tuntutan yang terlalu tinggi itu, dan dengan sengaja menggagalkan diri.
3.Orang tua yang terlalu keras ( dominan )
Anak yang di perlakukan secara demikian cenderung tumbuh menjadi anak yang penurut, penakut, tak mempunyai inisiatif dan takut berbuat salah. ia tak mempunyai kepercayaan diri dan selalu ragu dalam tindakannya. bila ia berontak terhadap dominasi orang tuanya ia akan menjadi penentang, membawa kemauan sendiri, menghindar bila menghadapi kesulitan dan sengaja melakukan hal-hal yang tidak di sukai oleh orang tuanya. di sebabkan kebencian dan amarah dalam dirinya.
4.Orang tua yang terlalu memanjakan
Anak yang terlalu di manja cenderung untuk menjadi anak egois, tidak tahan akan frustasi, ingin selalu dapat perhatian dari lingkungan, banyak menuntut tapi tidak bisa memberi, mudah putus asa dan tak ada kemauan untuk berjuang untuk mencapai sesuatu, kurang mempunyai rasa tanggung jawabdan cenderung untuk menggantungkan diri pada orang lain.
5.Orang tua yang bersikap terlalu permisif. ( longgar )
Anak yang di didik terlalu permisif, kemampuan untuk di siplin dirinya lemah. ia cenderung untuk terlalu menuruti keinginan sendiri atau mengahadapi frustasi.
6.Orang tua yang bersikap rejektif . ( menolak )
Anak yang merasa dirinya di tolak oleh orang tuanya akan merasa terasing, dan merasa bahwa tidak adayang sayang pada dirinya, ia mempunyai harga diri yang rendah, tindak tanduknya serba salah dan serba takut serta cenderung ke arah depresif. sebaliknya ia bisa juga berbuat seenaknya, tidak mengacuhkan tata tertib atau keinginan orang lain, egois tingkah lakunya cenderung ke arah psikopati.
7.Orang tua yang terlalu banyak mengkritik.
Anak yang terus menerus di kritik dan di sorot kesalahan-kesalahan akan merasa serba salah. tindak tanduknya menjadi canggung, tak mempunyai kepercayaan diri, mempunyai harga diri, mempunyai harga diri yang rendah, dan lam kelamaan akan menjadi pasif. sebaliknya ia bisa berontak sengaja melakukan hal-hal yang tidak di sukai oleh orang tuanya.
8.Orang tua yang bersifat konsisten
Anak yang di didik dengan cara tidak konsisten akan merasa bingung, mengenai nilai dan norma yang di anggap baik dan buryk atau benar dan salah dalam masyarakat. ia menjadi seorang anak yang ragu-ragu dan tidak ada kepercayaan diri.
Ada kutipan sebuah memo dari Dorothy Law Nolte yang perlu menjadi renungan bersama.
Dari lingkungan anak-anak belajar
Jika anak banyak di cela, ia akan terbiasa menyalahkan
jika anak banyak di musuhi, ia akan terbiasa menentang
Jika anak di hantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas
Jika anak banyak di kasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya
Jika anak di kelilingi olok-olok, ia akan terbisa menjadi pemalu
Jika anak di kitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak serba mengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar
Jika anak banyak di beri dorongan, ia akan terbiasa percaya diri
Jika anak banyak di puji, ia akan terbiasa menghargai
Jika anak di terima oleh linkunganyan, ia akan terbiasa menyayangi
Jika anak tidak banyak di persalahkan, ia akan terbiasa menjadi dirinya
Jika anak mendapat pengakuan dari kiri kanan, ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya
Jika anak di perlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran
Jika anak di timang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan
Jika anak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan dirinya dan mempercayai orang sekitarnya
Jika anak di kerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian
B. PERANAN SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEBIASAAN
Sekolah mempunyai peranan yang sangat besar terhadap berkembangnya kebiasaan berperilaku anak. sebagian waktu kehidupan anak adalah di sekolah.
Banyak faktor yang mampu mempengaruhi terhadap kebiasaan anak, di antaranya faktor-faktor di sekolah seperti sarana prasarana,murid, gedung sekolah dan sebagainya. gurulah faktor terpenting dalam pembentukan kebiasaan berprilaku anak, karena karena guru adalah tokoh paling utama dalam membimbing anak di sekolah, guru di pandang serba tahu dan serba mampu oleh murid-muridnya. agar peranan guru dalam pengembangan kepribadian murid bisa optimal hendaknya guru mampu.
1.Menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh dengan para siswa
2.Menciptakan suasana belajar mengajar yang aman, tenang dan menyenangkan
3.Memberikan perhatian / pelayanan yang adil sesuai dengan kebutuhan kepada setiap siswa
4.Menanamkan kesadaran berani mengakui kesalahan sendiri dan meminta maaf serta tidak mengulangi lagi
5.Memberi sangsi yang mendidik kepada anak yang melanggar aturan
6.Menghindari respon yang negatif
7.Bekerja sama dengan orang tua terus menerus mendorong siswa melakukan pembiasaan prilaku yang baik dan terpuji
9.Memasang siagon-siagon di tempat yang terbuka seperti “ bersih itu sehat”.
Di samping itu sekolah hendaknya menciptakan kegiatan-kegiatan pembiasaan yang meliputi :
1.Kegiatan rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang di lakukan secara reguler di kelas maupun di luar kelas yang bertujuan untuk membiasakan anak untuk mengerjakan sesuatu yang baik.
Contih : upacara, senam, sembahyang dhuhur, pemeriksaan kesehatan, pergi keperpustakaan dan lain-lain.
2.Kegiatan teladan
Adalah kegiatan yang dapat di lakukan kapan saja dan di mana saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain yang bertujuan memberikan contoh yang baik.
Contoh : - memberikan contoh berpakaian yang rapi
- memberi contoh datang tepat waktu
-memberi contoh memuji hasil kerja yang baik
-memberi contoh hidup sederhana
3.Kegiatan terprogram
Yaitu kegiatan yang di programkan dan di rencanakan baik pada tingkat kelas maupun sekolah yang bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh : - seminar dan Workshop AIDS, hemat energi , Narkoba
- kunjungan Panti Asuhan, tempat orang kena musibah
- proyek lomba pentas, bazar dan lain-lain
4.Kegiatan Spontan
Yaitu kegiatan yang dapat di lakukan kapan saja di mana saja tempat di batasi oleh ruang yang bertujuan memberikan pendidikan saat itu juga ( terutama dalam disiplin dan sopan santun )Contoh :
-membiasakan memberi salam
-membiasakan membuang sampah pada tempatnya
-membiasakan antri
-membiasakan mengatasi silang pendapat dengan benar dan lain-lain
BAB IV
A. JENIS KEBIASAN SISWA YANG PERLU DI KEMBANGKAN
1. Kebiasaan Belajar
a.Menyiapkan pelajaran esok harinya
a)Menyiapkan PR yang harus di kumpulkan esok hari
b)Menyiapkan buku-buku yang akan di gunakan dalam pelajaran esok hari
c)Membaca pelajaran yang akan di ajarkan esok hari
d)Membuat pertanyaan dari bahan-bahan yang di baca itu
e)Menyiapkan peralatan sekolah yang harus di bawa
b.Data ke sekolah sebelum jam masuk kelas (paling lambat 15 menit sebelumnya)
c.Memperhatikan suasana kelas kebersihannya, keteraturannya, kelengkapannya) ; kalau ada yang belum beres, ikut membereskannya.
d.Masuk kelas dengan tertib
e.Bersiap untuk di mulainya pelajaran :
a)Duduk dengan tenang dan penuh perhatian
b)Menyiapkan bahan (seperti buku, PR yang sudah di kerjakan untuk pelajaran yang segera akan berlangsung
c)Mengantisipasi kedatangan guru
f.Mengikuti (setiap) pelajaran secara aktif dan responsif :
1)Mendengarkan dan memahami uraian yang disampaikan guru
2)Mengaitkan bahan yang disampiakan guru dengan bahan-bahan yang ada dalam buku pelajaran
3)Melaksanakan kegiatan yang ditugaskan oleh guru
4)Membuat catatan tentang hal-hal penting yang dibahas dalam pelajaran
5)Merespon situasi yang berkembang dalam pelajaran :
a)bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
b)menjawab pertanyaan guru
c)menjawab dan atau mengomentari secara positif apa yang dikemukakan teman
Jumlah ini dapat dikembangkan sehingga mencakup segenap kebiasaan yang perlu dikembangkan.
d)Mencatat secara cermat dan lengkap serta memahami PR yang ditugasi guru
g.Belajar di luar kelas
1)Menggunakan bahan-bahan (buku, majalah, rekaman video dan sebagainya) perpustakaan untuk melengkapi bahan-bahan yang dipelajari.
2)Mengulang, melengkapi dan memantapkan pemahaman atas semua catatan pelajaran yang dibuat di sekolah pagi harinya.
3)Mengerjakan PR sesegera, slengkap dan secermat mungkin dengan memperhatikan :
a. menggunakan bahan-bahan pelajaran selengkapnya
b. ditulis dengan rapi, lengkap dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (diperhatikan EYD)
c. menyerhakan tugas PR tepat pada waktunya.
4) Seseudah tugas PR dinilai dan dikembalikan, memeriksa kembali semua pekerjaan yang telah dibuat, terutama bagian yang salah, atau nilainya rendah, dan mencari jawaban yang lebih baik dengan bertanya kepada kawan atau guru buku sumber.
5)Mematuhi jadwal belajar di rumah
6)Mempersiapkan diri untuk ulangan / ujian.
a.)mengulang pelajaran secara teratur (buat jadwal untuk mengulang dan dipatuhi)
b)membuat pertanyaan sendiri dan berusaha menjawabnya dengan baik.
c)meminta pertanyaan dari teman dan berusaha menjawabnya dengan baik (catatan : no 2 dan 3 ) dapat dilakukan dalam kegiatan kelompok belajar.
d)menjawab pertanyaan yang pernaha diujikan pada waktu sebelumnya
e)mengerjakan soal-soal ulangan / ujian dengan tenang tetapi tidak membuang buang waktu, teliti dan cermat.
f. sesudah jawaban ualang/ujian dikebalikan, memeriksa kembali penilaian atas jawaban yang dibuat, terutama jawaban yang salah atau nilainya rendah, dan mencari jawaban yang lebih baik(dengan bertanya kepada teman dan / atau guru. atau kepada guru atau dari buku-buku sumber)
2.Menepati Peraturan Sekolah dan Tata Tertib
a.Memakai seragam sekolah
a)meyiapkan seragam sekolah secara lengkap dan bersih
b)memakai seragam sekolah secara lengkap dan rapi
b.Mengikuti upacara
a)mengikuti barisan dengan tertib dan serius
b)mengikuti aba-aba komandan upacara dengan tertib dan serius
c)mengikuti lagu Indonesia Raya dengan sikap sempurna dan khidmat
d)mengikuti pengumuman-pengumuman secara serius dan memahami
c.Melaksanakan Piket Kelas
a)pada hari sebelum hari piket, mengingatkan dan mengajak teman yang piket pada hari yang sama untuk melaksanakan tugas esok harinya.
b)datang lebih cepat kira-kira 30 menit sebelum pelajaran dimulai dan bekerja membereskan kelas sehingga benar-benar teratur, rapi, bersih dan apa yang diperlukan tersedia.
d.Membantu pelaksanaan pengajaran
a)dengan sukarela (tanpa diminta dan disuruh) melaksanakan hal-hal yang diperlukan (seperti menghapus papan tulis, dan lain-lain)
b)melaksanakan apa yang disuruh guru ( misalnya mengambil atau mengembalikan buku ke perpustakaan, menyiapkan alat peraga, dan lain-lain) dengan sungguh-sungguh dan berhasil.
e.Memanfaatkan waktu istirahat
a)menggunakan waktu istirahat untuk hal-hal yang perlu, seperti merenggangkan otot-otot, jajan yang bermanfaat
b)menahan diri sehingga apa yang dilakukan tidak mengganggu orang lain atau kelas lain yang sedang melakukan kegiatan
f.Meminta ijin
1)dengan sopan meminta ijin lewat, jika hendak lewat di depan orang lain.
2)dengan sopan meminta ijin untuk keperluan tertentu, misalnya mau buang air ketika pelajaran berlangsung (catatan : ketika pelajaran berlangsung sedapat-dapatnya tidak meninggalkan kelas).
3)dengan sopan meminta ijin untuk pergi meninggalkan teman yang semula duduk atau berkumpul bersama.
4)memberitahukan kepada wali kelas dengan cara yang terbaik kalau berhalangan masuk sekolah
g.Meminjam sesuatu dan mengembalikannya
1)dengan sopan menyatakan ingin meminjam buku (atau apapun juga) dari teman atau dari siapapun juga
2)dengan cara yang baik, tepat waktu dan dalam kondisi utuh, mengembalikan apa yang dipinjam itu kepada si empunya. (hal ini termasuk pinjam meminjam ke perpustakaan.
3.Hubungan dengan teman
a.Dengan sopan dan hangat menyapa teman, siapapun teman itu, tanpa membeda-bedakan mereka (apa teman akrab, teman dari kelompok sendiri, dari sekolah lain dan sebagainya)
b.Berbicara sopan dan berisi dengan teman (catatan : boleh bercanda, tetapi ada batasnya)
c.Mengendalikan diri sehingga apa yang dikatakan atau dilakukan tidak menyinggung atau membuat teman marah, kecil hati, tersinggung atau merasa terganggu.
d.Memenuhi janji kalau memang sudah menjanjikan sesuatu, dan kalau terpaksa tidak dapat memenuhinya, menyampaikannya sebelum janji itu jatuh tempo dengan cara yang sopan tanpa alasan yang dibuat-buat.
e.Sedapat-dapatnya sekuat tenaga menolong teman yang sedang memerlukan bantuan (catatan : bantuan yang dimaksud di sini adalah bantuan yang bersifat positif dan etis sesuai dengan kepatutan)
f.Mengendalikan diri sehingga tidak terikut sertakan oleh perbuatan teman yang tidak patut atau merugikan
g.Mengendalikan diri sehingga tidak mempergunjingkan teman atau siapapun juga
4.Hubungan dengan guru
a.Memberikan salam hormat dengan penuh kesopanan dan kelembutan setiap kali bertemu guru, tanpa membedakan guru yang satu dari guru lainnya.
1) berbicara kepada guru dengan tekanan suara yang agak direndahkan, dengan kecepatan suara yang agak dilambatkan, dengan pilihan kata yang baik dengan cara yang sopan
2) sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diminta atau disuruhkan oleh guru (kalau berkeberatan memenuhinya, katakan dengan sopan keberatan yang dimaksud tanpa alasan yang dicari-cari)
3) untuk urusan pelajaran (dan juga urusan lainnya), mendatangi guru pada waktu yang baik, mengemukakan permasalahan serta membicarakannya secara sopan dan jelas. (jika dimungkinkan terlebih dahulu meminta waktu kepada guru untuk bertemu)
5.Tata krama dan Kegiatan di rumah
a.Berangkat ke dan pulang dari sekolah
1)Mengucapkan salam dengan cara lembut dan menghormati kepada kedua orang tua (cara ini dapat disertai dengan mencium tangan kedua orang tua)
2)mengucapkan do’a untuk keselamatan di perjalanan dan keberhasilan dalam kegiatan.
b.Kebiasaan sehari-hari dirumah.
1)beribadah harian secara tepat waktu, lengkap dan penuh hikmat
2)mulai tidur dan bangun tidur tepat waktu
3)makan pagi, siang dan malam teratur dan tidak berlebihan
4)membersihkan tempat tidur
5)mandi secara teratur
6)menggosok gigi sebelum tidur
c.Hubungan dengan anggota keluarga
1)berbicara kepada orang tua dengan tekanan suara yang agak direndahkan, dengan kecepatan suara yang agak diperlambat, dengan pilihan kata yang baik, dengan lembut dan sopan (demikian juga kepada orang-orang yang lebih tua, seperti kakek, nenek, paman/bibi, kakak, dsb)
2)berbicara dengan kelembutan dan kasih sayang kepada adik-adik dan tidak terkesan menggurui atau asal memerintah.
3)berbicara dengan sopan kepada pembantu sehingga tidak terkesan memerintah atau berkuasa
6.Umum
a.Lalu lintas
1)membawa kelengkapan berkendaraan motor (SIM dan sebagainya)
2)memakai kelengkapan dalam mengendarai kendaraan bermotor (seperti helm, sit-belt)
3)mematuhi rambu-rambu lalu lintas
4)membawa kendaraan dengan tertib dan sopan
b. Kebersihan dan pemeliharaan lingkungan
1)membuang sampah pada tempatnya
2)membiarkan sesuatu yang menarik, indah, bagus dan serasi tetap pada tempat dan keadaannya seperti itu, tidak diganggu, rusak atau hilang
3)berusaha merapikan, memberisihkan atau memperbaiki sesuatu yang tidak pada tempatnya atau keadaannya yang kurang memadai
4)menyiram dengan bersih WC selesai buang air
5)menggosokkan kaki ke keset ketika mau masuk ke ruangan atau gedung.
B.KEPRIBADIAN YANG DIHARAPKAN MUNCUL DENGAN JALINAN PEMBIASAAN
1.Bekerja keras 29.Menghargai Karya orang lain
2.Berani memikul risiko 30.Menghargai Kesehatan
3.Berdisiplin 31.Menghargai waktu
4.Beriman 32.Pemaaf
5.Berhati lembut 33.Pemurah
6.Berinisiatif 34.Pengabdian
7.Berpikir matang 35.Pengendalian diri
8.Berpikiran jauh ke depan. 36.Produktif
9.Bersahaja 37.Rajin
10.Bersemangat 38.Ramah Tamah
11.Bersikap konstruktif 39. Rasa Kasih Sayang
12.Bersyukur 40.Rasa Percaya Diri
13.Bertanggung jawab 41.Rela Berkorban
14.Bertenggang rasa 42.Rendah Hati
15.Bijaksana 43.Sabar
16.Cerdik 44.setia
17.Cermat 45.Sikap Adil
18.Dinamis 46.Sikap Hormat
19.Efesien 47.Sikap Tertib
20.Gigih 48.Sopan Santun
21.Hemat 49.Sportif
22.Jujur 50.Susila
23.Berkemauan Keras 51.Tangguh
24.Kreatif 52.Tegas
25.Kukuh hati 53.Tekun
26.Lugas 54.Tepat Janji
27.Mandiri 55.Terbuka
28.Mawas Diri 56.Ulet.
BAB V
PENILAIAN LATIHAN PEMBIASAAN
A.Pengertian
Penilaian latihan pembiasaan adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan sikap dan prilaku yang telah di biasakan peserta didik, dengan seperangkat alat kontes yang baik.
B.Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian pembiasaan adalah untuk mengukur seberapa jauh aspek-aspek pembiasaan (prilaku dengan orientasi pengembangan diri ) yang telah di rumuskan mampu di hayati, di amalkan, di terapkandandi pertahankan oleh peserta didik dalam kehidupannyabaik di sekolah,di rumah, maupun di masyarakat
C.Jenis Penilaian
Penilaian pembiasaan lebih di titikberatkan kepada keberhasilan penerapan norma dan nilai-nilai yang terwujud dalam kebiasaanprilaku sehari-hari, jenis penilaian dapat berbentuk sikap dan pembiasaan berprilaku, baik individu maupun di dalam kelompok
D.Cara Penilaian
Penilaian dilaksanakan setiap saat, baik pada jam pembiasan jam pelajaran, maupun diluar jam pembiasaan atas pelajaran dan pada setiap tempat baik dikelas maupun diluar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. bisa juga penilaian pembiasaan dirumah lewat pemberian angket.
E.Instrumen penilaian.
Untuk memperoleh hasil pembiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari hari ( baik di sekolah maupun di rumah ) pendidik perlu menyiapkan instrumen penilaian. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, catatan mekdot. daftar cek . skala penilaian , wawancara dan angket .
BAB VI
KESIMPULAN
Latihan pembiasaan merupakan upaya sekolah (pemerintah) untuk membentuk kepribadian siswa secara utuh melalui perancangan dan latihan secara sistematis, melalui kegiatan-kegiatan yang sudah ada maupun kegiatan-kegiatan baru yang dirancang guru di sekolah. Kegiatan-kegiatan itu bisa berupa kegiatan spontan, kegiatan rutin, kegiatan teladan maupun kegiatan terprogram.
Latihan pembiasaan berorientasi pada perilaku yang diamati dan proses pembentukannya, perilaku yang berkembang dan dikembangkan, melalui latihan-latihan yang bisa diamati dan dievaluasi dan diperbaiki, sehingga laporan pertanggungjawaban guru kepada orang tua dan masyarakat bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Latihan pembiasaan harus mampu dinilai (dievaluasi) dengan menggunakan instrumen yang baik, sehingga laporan guru (sekolah) pada orang tua dan masyarakat bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.
PENDUKUNG ARTIKEL
PERLUNYA PANDUAN DALAM OBSERVASI PEMBELAJARAN
SALAH SATU CONTOH LEMBAR PANDUAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
Oleh: Estu Tentrem, S.Pd., M.Pd
Mata Pelajaran / Topik :IPA/ Nagian dari akar-akar
Kelas/ Sekolah : IV/ SDN I MIRICINDE, PURWANTORO
Nama Pengajar : Siti Nurhayati, S.Pd
TAHAP/ ASPEK
1.KEGIATAN AWAL
Apersepsi dan motivasi
1.Mengajak siswa menyanyikan lagu yang berjudul “KEBUNKU”
2.Ya, respon siswa sangat senang dan bagus. Ya, siswa bertanya dimana kebunya, Bu ? lalu gurui mengajak ketua masing-masing kelompok melihat sepetak kebun di dekat sekolah tersebut dan membawa bermacam-macam tumbuhan untuk bahan pelajaran yang akan diajarkan pada saat itu.
2. KEGIATAN INTI
Materi Ajar : IPA
3.Jawan Ya,Apabila guru member penjelasan kepada siswa apa yang akan diajarkan saat itu, yaitu tentang akar
4.Jawan Ya,Apabila Ya, ada kaitannya di dalam pembelajaran dengan kehidupan sehari-harinya
Pengelolaan sumber ajar/ media
5.Jawan Ya,Apabila Ya, karena apa yang diajarkan semua membawa contoh-contohnya/ alat peraga misalnya padi, bayam, pohon asam dll.
6.Jawan Ya,Apabila Siswa tampak senang dengan pembelajaran tersebut karena banyak contoh-contoh yang digunakan oleh gurunya, jadi siswa tambah pengetahuan dan bertambahnya ilmu yang didapat di dalam kehidupan sehari-harinya nanti.
Strategi pembelajaran
7.Jawan Ya, karena semua materi yang ada di dalam RPP semua dapat diselesaikan, tapi di dalam mengelola wakyu kurang baik (menjelaskan, demontrasi, mengerjakan tugas)
8.Jawan Ya,Apabila Dapat, dengan bimbingan gurunya dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran,.
9.Jawan Ya,karena siswa diberi kesempatan maju ke depan untuk menunjukkan bagian dari “ Akar “ dan siswa yang di tunjuk ke depan rata-rata bisa.
10.Jawan Sebagian, karena waktu demontrasi sebagian anak masih bingung dengan siapa kelompoknya dan apa yang harus siswa lakukan dengan alat peraga yang ada di atas meja tersebut, 60% sampai dengan 70% siswa aktif dalam melakukan kegiatan fisik.
3. KEGIATAN PENUTUP
Penguatan/ Konsulidasi
11.Jawan Ya,Apabila Didalam penguatan, mereview tidak ada dalam pembelajaran tersebut dan dalam merangkum atau menyimpulkan saja hanya secara lisan dan siswa sudah tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya.
12.Jawan Ya, Guru memberikan tugas remidi dan pengayaan untuk belajar di rumah sambil belajar lagi apa yang sudah diajarkan di sekolah tadi.
Evaluasi
13.Jawan Ya,Apabila Membahas, menyimak soal bersama-sama yang dikerjakan oleh semua siswa, dengan bimbingan ibu guru.
14.Jawan Ya,Apabila 70% siswa sudah tuntas dan hasil dan baik, yamg belum tuntas diberi tugas remidi dan yang sudah baik diberi tugas pengayaan bisa dikerjakan di rumah.
KOMENTAR OBSERVER
• Keterlaksanaan sekenario pembelajaran (berdasarkan RPP)
Jawan Ya,Apabila sebagian sudah terlaksana sekanario pembelajaran yang ada di dalam RPP
•Jawan Ya,Apabila Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh observer
Alat peraga yang digunakan memakai LCD proyektor yang belum diketahui siswa yang menarik di dalam pembelajaran tersebut.
• Lain-lain
Kurang baik dalam menutup pelajaran kerena tidak melakukan pengukuhan dan penguatan atas hasil kerja siswa
Nah Jawab dan contoh tersebut tinggal sesuaikan dengan pengamatan secara langsung terhada audiens.
Yuk Baca Selengkapnya...
Minggu, 25 Maret 2012
Memilih Bahasa Inggris Menjadi Muatan Lokal Unggulan Global Sekolah Dasar
Ole: Sri Ika Handayani, S.E., M.Pd
Ada beberapa pilihan untuk lebih mendalami dalam pendidikan Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar. beberapa kemungkinan yang bisa dipilih: sebagai contoh:
Fill in the blanks !
1. What is the leader of republic?
2. Who is the president of Indonesia?
3. This is my handphone.
4. Arrange this words to be a good sentence !
5. Meteor, planets, and starsare the one objects.
Dari kelima pilihan yang dapat di alternatifkan adalah penuntunan pada karakter kebangsaan dengan mendalami Karakteristik sumber daya manusia yang bisa “hidup” diabad XXI adalah manusia yang benar-benar unggul, dan memiliki kompetensi :
- Berfikir kreatif-produktif.
- Pengambilan keputusan
- Pemecahan masalah
- Belajar bagaimana belajar
- Kolaborasi
- Pengelolaan diri.
Kasemuanya dapat diukur dengan kriteria dan standart Penilaian Pendidikan Bahasa Inggris dengan mendasarkan pada:
Gagasan mengenai “ What should a learning environment provide” terkait pemikiran siapa yang seharusnya mengotrol proses belajar mahasiswa sebagai subyek belajar ( Learner Control ) atau kondisi/system di luar diri mahasiswa (system control) pertimbangan untuk menyediakan lingkungan belajar yang bebas untuk melakukan pilihan–pilihan sangat penting.bagi dosen yang ingin meningkatkan ”growth in learning dan emotional scurity”bagi mahasiswa.
Kebebesan unsur penting dalam lingkungan belajar.pengetahuan lingkungan belajar sangat diperlukan agar mahasiswa mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Prakarsa mahasiswa untuk belajar { the will tolern) akan mati, bila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tidak ada kaitannya dengan belajar. Mahasiswa akan takut dan akan mengembangkan kondisi (defence mechanism). Satu hal lagi yang dapat menimbulkan “the will to learn” adalah realaress”. Yaitu sadar bahwa mahasiswa disamping mempunyai kekuatan juga mempunyai kelemahan.
Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realnessdari semua pihak yang terlibat akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap proses belajar.
Kebebasan, realness, dan sikap serta persepsi yang positif terhadap belajar menjadi modal dasar untuk memunculkan prakarsa belajar. Disamping untuk menumbuhkan prakarsa belajar penataan lingkungan yang memberi kebebasan untuk berbuat dan melakukan pilihan juga mengembangkan kemajuan mental yang kreatif dan produktif.
Pola Pendidikan “Hukum Rimba”
Aktifitas belajar lebih banyak diarahkan untuk mencerminkan apa saja yang diajarkan, tanpa upaya dan peluang untuk mendiskusikannya lebih dalam untuk menemukan keterkaitan dan kecocokan kebutuhan mahasiswa. Ada kalanya yang menyebutkan dan berujar dapat bahwa system pendidikan kita adalah system “indoktrinasi” yang identik dan disepadankan dengan “system pendidikan” hokum rimba”. Melihat kenyataan tersebut menyebabkan kampus bukanlah tempat yang menyenangkan untuk belajar, tetapi merupakan tempat penyiksaan yang terancang rapi.
Indikator Keberhasilan Pendidikan
Kesejahteraan mahasiswa mestinya diangkat menjadi indicator keberhasilan pendidikan/pembelajaran disuatu perguruan tinggi.
Asumsi-asumsi yang perlu dipatok sebagai landasan pengembangan konsep pembudayaan belajar mahasiswa, yang menjadi landasan praktek pendidikan di PT, adalah
- Siswa adalah makhluk yang bebas membentuk dirinya sendiri.
- Siswa adalah makhluk yang bermartabat.
- Siswa mampu mengontrol dirinya sendiri.
- Siswa adalah “si belajar” dengan karakteristiknya yang khas.
Konsep pendidikan di tingkat yang lebih tinggi perlu ditinjau lagi.
Konsepsi pemberdayaan belajar siswa sangat penting untuk diimplementasikan, karena masih banyak fenomena pendidikan/pembelajaran lainnya yang sekarang ini terjadi, tanpa disadari mengapa itu dilakukan.
Salah satu karakteristik siswa, terutama mahasiswa-mahasiswa yang termasuk berbakat adalah kebutuhan akan kebebasan dalam melakukan control diri. Secara khusus, meskipun keinginan belajar, cara belajar, dan hal-hal lain yang terkait dengan pemberdayaan belajar siswa, banyak tergantung pada pembawaan, namun sejauh mana belajar itu benar-benar terjadi dalam diri dalam upaya menjawab tantangan ini.
Pokok-pokok pikiran tentang system pembelajaran di PT Suinor ( 1969 ) telah mengklasifikasikan variable-variabel system pembelajaran, yang dikatakannya sebagai komponen utama dari ilmu merancang ( a design science ) menjadi 3, yaitu :
1. Alternative goals or requirements
2. Possibilities for action.
3. Fixed parameters or constraints.
Klasifikasi lain dikemukan oleh Glaser (1965, 1976) yang disebutkan sebagai empat components of psychology of instruction. Keempat komponen ini adalah :
1. Analisis isi bidang studi
2. Diagnosis kemajuan awal siswa
3. Proses pembelajaran
4. Pengukuran hasil belajar.
Nah argumen ini akan lebih memfokuskan kepada para pendidik Bahasa Inggris untuk lebih mementikan aspek yang menunjang kesadaran siswa dalam karakteristik Nasionalimenya.
Yuk Baca Selengkapnya...