Kamis, 28 Juli 2011
Historis SD Negeri I Miricinde Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri
Sekolah Dasar Negeri I Miricinde yang berdiri sejak 1941 adalah Sekolah yang cukup baik dengan Visi ”Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman, Unggul dalam Mutu dan Berakar Budaya Bangsa”, serta Misi yang menyelenggarakan pendidikan bermutu dan terjangkau dalam mencapai 8 Standar Nasional Pendidikan.
Sekolah Dasar ini berdiri di atas lahan hak guna tanah seluas 2.340 M2 dengan bangunan gedung yang cukup memadai untuk 6 kelas rombongan belajar dan, ruang kantor guru dan Kepala Sekolah, gudang, ruang perpustakaan, ruang UKS , dapur, serta ruang sanitasi MCK yang terawat dengan baik.
Walaupun masih tergolong bentuk tata ruang yang terlihat klasik, namun jumlah sarana belajar seperti meja, kursi, dan perlengkapan ruang kelas yang masih bernuansa sederhanamencukupi untuk siswa tiap rombongan belajar dan masih tergolong baik sehingga layak untuk dipergunakan sebagai tempat belajar yang representatif. Tetapi amat disayangkan bahwa pagar lokasi kawasan sekolah ini belum bisa sempurna diselesaikan pembangunannya. Sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan. Apa lagi kantin sekolah yang belum ada sehingga situasi pedagang makanan kecil masih sering sekali berkeliaran di sekitar sekolah yang kesehatannya dari dagangan tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dimungkinkan dapat mengganggu ketenangan suasana belajar peserta didik.
URIENTASI KINERJA SEKOLAH
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini sudah dapat dikatakan cukup baik, sebab selain keadaan pendidik sebagian besar sudah tergolong bersertifikat minimal D2, bahkan sebagian besar guru PNS telah berijasah S1. Mereka juga selalu mencoba untuk memenuhi standar untuk setiap mata pelajaran.
Para Guru melaksanakan tugasnya dengan serius dan mereka juga mencoba mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar lebih bersifat mengadopsi dari sumber lain , hal ini hanya demi Kemudahan sehingga tidak banyak yang dibuat mereka sendiri. Di samping itu kurikulum tersebut belum memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan peserta didik yang berkemampuan khusus. Sekolah bisa memberikan kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler walaupun sifatnya masih tradisional saja dan kurang memperhatikan kekhasan daerah.
Secara umum pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab ada beberapa gurunya yang telah memakai pendekatan PAKEM/CTL dalam melakukan tugas membelajarkan peserta didik. Mereka juga telah membuat silabus berdasarkan standar yang ditentukan dan dimaksudkan untuk membantu peserta didik untuk mencapai standar kelulusan.
Semua guru sudah membuat RPP namun kebanyakan Silabus dan RPP yang dibuat lebih bersifat “ ambil dari orang lain” dan bukan merupakan produk para guru sendiri. Ini disadari Kepala Sekolah sehingga dia sudah merencanakan memberikan pemantapan para guru dalam membuat silabus dan RPP dengan mendatangkan guru yang handal dari sekolah lain untuk melakukan pendampingan dan “ on the job training”
Para guru yang telah melaksanakan PAKEM/CTL juga cukup inovatif dan menggunakan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku pelajaran/ buku paket saja tetapi semua bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Belajar dapat dilakukan di luar gedung kelas seperti di kebun, pekarangan, sawah, pasar, dll. Guru juga banyak memakai alat bantu dan pajangan dalam pembelajaran.
Hanya saja sekolah belum memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik maupun mental. Sekolah belum melaksanakan pendidikan Inklusi dan hanya memberikan pelayanan bagi anak-anak yang “normal”.
Sebagian besar guru mempunyai perencanaan penilaian peserta didik namun belum semuanya memberikan feed back hasil penilaian pada peserta didik secara menyeluruh. Mereka masih menganggap bahwa penilaian adalah hak guru dan tidak perlu memberi tahu peserta didik atau orang tua mereka.
Sudah 85% guru membuat KKM secara benar, walaupun belum menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang dipersaratkan untuk penguasaan minimum. Para guru juga melibatkan orang tua dalam penilaian para peserta didik termasuk memberikan masukan hasil penilaian peserta didik pada orang tua sehingga peningkatan belajar mereka tidak hanya tergantung pada guru di sekolah.
Secara umum hasil belajar para peserta didik sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil ujian akhir berstandar Nasional sekolah cukup baik seperti tertera pada data kwantitatif di atas dan bahkan pernah menduduki peringkat 1 tingkat kecamatan dalam rata-rata pencapaian hasil Ujian Akhir Berstandar Nasional . Selain itu beberapa peserta didik memperolih juara tingkat Kabupaten dan kecamatan dalam lomba mata pelajaran. Begitu juga dapat di liat pada angka meneruskan kejenjang SMP juga cukup baik mencapai 99%.
Sekolah lebih mementingan perkembangan kemampuan akademis dan ketrampilan Kepramukaan dan termasuk sudah memperhatikan perkembangan potensi-potensi peserta didik dengan kegiatan-kegiatan non akademis yang konvensional semacam pengajian, sholat berjama'ah, sebagai sasaran dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa (PENDIKAR).
Visi dan Misi sekolah dikembangakan bersama dengan wakil-wakil orang tua peserta didik dan para guru dalam rapat antara sekolah dan orang tua pesrta didik. Komite Sekolah cukup aktif dan selalu memberikan dukungannya demi kemajuan sekolah.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya dikembangkan pada rapat dengan orang tua murid, walaupun disempurnakan dan dikembangkan oleh Kepala Sekolah dan Dewan Guru. Sebab sebelum tahun 2010 RKAS hanya dikembangkan oleh Kepala Sekolah dengan beberapa guru kepercayaanya saja.
Sekolah juga melaporkan semua kegiatan kepada rapat dengan orang tua, peserta didik termasuk laporan keuangannya sejak penerimaan sampai pengeluaran dan penggunaannya. Baik laporan kegiatan maupun keuangan diketahui bersama dengan Komite Sekolah dan di samping dilaporkan pada rapat, juga dipajangkan di papan pengumuman sekolah.
Seperti disebutkan di atas, dari 7 guru, 4 orang di antaranya sudah PNS dan mempunyai standar kalifikasi pendidikan yang diharuskan sarjana S1. Sehingga tinggal 3 orang masih lulusan D2 yang sedang melanjutkan kuliah S1. Hal ini dapat dikatakan sudah baik sebab dari 3 guru tersebut masih merupakan tenaga honorer.
Sekolah selalu mendorong para gurunya untuk meningkatkan kwalitas mereka dengan mengikuti berbagai penataran, kursus-kursus dan kegiatan kelompok kerja guru bermutu yang dilaksanakan secara aktif. Dari hasil pengalaman dan keaktifan mereka membimbing siswa maka, banyak siswa di SD ini yang memperolih prestasi akademik dan non akademik seperti kejuaraan MAPSI dan prestasi kegiatan Kepramukaan yang hingga tingkat Binwil Surakarta.
Sebagai SD Negeri dan sebagai SD inti dana Bantuan Operasional Sekolah telah dicukupi pemerintah, walaupun sebetulnya mereka tetap memerlukan uluran tangan dari Masyarakat untuk mendanai kegiatan non routin seperti pengadaan computer, buku-buku, dan pembangunan non program pemerintah seperti halnya pagar dan gapura serta penyaluran air bersih untuk kebutuhan sekolah. Sekolah amat tergantung dengan adanya dana BOS sehingga ini dikelola dengan baik.
Dengan usul dari komite sekolah, orang tua murid tidak berkeberatan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan-kegiatan khusus sekolah serta pengadaan sarana-prasarana yang amat diperlukan semacam computer atau buku-buku pengayaan lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar